Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro melakukan pembangunan gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padangan. Pembangunan ini sangat strategis mengingat kian ketatnya persaingan layanan kesehatan sehingga Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memandang penting dan urgen dalam pembangunan RSUD Padangan. Dari sisi geografis, bahwa Kecamatan Padangan merupakan wilayah bagian barat Kabupaten Bojonegoro dimana perbatasan dengan wilayah Cepu, Blora Jawa Tengah dan untuk mendekatkan akses layanan kesehatan di wilayah Bojonegoro bagian barat yang selama ini sering berobat ke luar Bojonegoro. Dalam pembangunan RSUD Padangan dengan anggaran Rp 27 milyar lebih pada Tahap I maka diharapkan RSUD Padangan yang dibangun 5 lantai tentu akan menjadi salah satu ikon layanan kesehatan di Bojonegoro. Pada tahap pembangunan Inspektorat sebagai institusi pengawasan internal Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus melakukan langkah-langkah, mulai dari perencanaan, proses pembangunan hingga selesainya pembangunan. Adapun salah satu metode pengawasan adalah melakukan probity audit dan pelaksanaan metode uji beton yang dilakukan oleh pihak ketiga.
Pihak ketiga dalam hal ini adalah PT Borland dan Laboratorium Teknis Sipil Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS Surabaya). Kondisi ini sangat penting agar menjamin kualitas konstruksi bangunan.
Pada saat proses pembangunan elemen kolom dilakukan pengujian beton menggunakan Hammer Test oleh PT Borland, dari hasil pengujian tersebut menunjukkan adanya kualitas beton yang kurang memenuhi spesifikasi. Untuk memperoleh keyakinan yang memadai, maka pihak Inspektorat meminta Dinas PU untuk melakukan uji beton dengan melibatkan tenaga ahli dari ITS Surabaya. Adapun proses uji beton dilakukan oleh Tim ITS pada 3 elemen konstruksi bangunan yaitu :
1) Beton
2) Plat
3) Kolom
dengan mekanisme pengujian dimulai dari lantai 4 hingga lantai 1. Setiap lantai diambil sampel secara random (acak). Pengujian dilakukan pada lantai 4 (empat), lantai 3 (tiga), lantai 2 (dua) dan lantai 1 (satu). Setiap lantai diambil sample 5 titik core drill dan 20 titik UPV dan Rebar Detector. Adapun metode/teknik pengujian dilakukan 3 (tiga) tahap yakni :
1) Ultrasonic Pulse Velocity / UPV
2) Rebar Detector
3) Core Drill (Pengambilan sample beton)
- Untuk UPV : dilakukan untuk mengetahui kepadatan beton dengan perantaraan media gelombang
- Untuk Rebar Detector : dilakukan untuk mengetahui letak tulangan sebelum dilakukan core drill karena bersifat merusak struktur beton
- Untuk Core Drill : dilakukan untuk mengetahui komposisi struktur beton, sebelum dilakukan uji di laboratorium ITS Surabaya
Sebelum dibawa Tim ITS dilakukan validasi berupa dokumentasi setiap sample oleh ITS, Dinas PU, Inspektorat, Konsultan Pengawas dan Pelaksana.
Sangat Puas
25 % |
Puas
63 % |
Cukup Puas
13 % |
Tidak Puas
0 % |